BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa
ini pemerintah menghadapi berbagai kendala dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan. Ketidakmerataan mutu guru di sekolah menjadi alasan utama
pemerintah untuk selalu memperhatikan peningkatan kualitas sumber tenaga
kependidikan. Hal ini ditempuh karena keberhasilan mutu pendidikan sangat
tergantung dari keberhasilan proses belajar-mengajar yang merupakan sinergi
dari komponen-komponen pendidikan baik kurikulum tenaga pendidikan, sarana
prasarana, sistem pengelolaan, maupun berupa faktor lingkungan alamiah dan
lingkungan sosial, dengan peserta didik sebagai subjeknya.
Salah
satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan belajar-mengajar,
adalah sumber belajar. Dalam rangka mengupayakan peningkatan kualitas program
pembelajaran perlu dilandasi dengan pandangan sistematik terhadap kegiatan
belajar-mengajar, yang juga harus didukung dengan upaya pendayagunaan sumber
belajar di antaranya internet. Ini di satu pihak, sedangkan di pihak lain
kenyataan menunjukkan bahwa sumber belajar dan sarana pembelajaran yang telah
dibakukan, diadakan dan didistribusikan oleh pemerintah belum didayagunakan
secara optimal oleh guru, pelatih dan instruktur.
Untuk
mewujudkan kualitas pembelajaran, perlu ditempuh upaya-upaya yang bersifat
komprehensif terhadap kemampuan guru dalam memanfaatkan internet sebagai sumber
belajar. Jangan membiarkan mereka mengajar secara rutin apa adanya sehingga
pembelajaran berkesan teacher centris.
Dengan perkembangan teknologi jaringan komputer
yang ada sekarang ini, siswa SD pun dapat belajar dengan menggunakan jaringan
internet sebagai sumber belajar, tentu saja dengan bimbingan guru atau
pendampingan orang tua. Namun ironisnya banyak guru yang belum mengenal
internet padahal siswa sudah banyak yang terbiasa menjelajahi dunia maya
tersebut.
Dengan masalah tersebut, sudah seharusnya guru
zaman sekarang ini mulai memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Dengan
pembelajaran seperti ini diharapkan pengetahuan guru maupun siswa akan berkembang.
Selain itu guru maupun siswa juga akan terbiasa mengoperasikan perangkat
komputer tersebut, sehingga tidak ada lagi istilah guru gaptek (Gagap
Teknologi) maupun siswa gaptek.
Kaitannya
dengan internet sebagai sumber belajar, pada makalah ini akan dibicarakan
pengertian internet, spesifikasi peralatan internet, pengertian sumber belajar,
dan metode pembelajaran melalui internet.
B. Rumusan masalah
Dari
uraian di atas permasalahan yang hendak dikaji yaitu bagaimanakah pembelajaran
berbasis internet itu dapat diterapkan pada siswa sekolah dasar?
C.
Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini untuk mendeskripsikan pembelajaran berbasis internet pada
siswa sekolah dasar.
D.
Manfaat
Manfaat
penulisan ini meliputi dua hal. Manfaat pertama, makalah ini dapat digunakan
sebagai acuan untuk memahami pembelajaran berbasis internet pada siswa sekolah
dasar. Manfaat kedua, bagi guru sebagai masukan dalam memilih sumber belajar
dan dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Internet
Diera
globalisasi, negara-negara diberbagai belahan dunia sudah tidak ada lagi batas
dalam mempeeroleh informasi. Dalam waktu yang sama di tempat berbeda dengan
jarak yang jauh sekalipun orang saling bertukar informasi dana berkomunikasi.
Kemajuan teknologi informasi ini tidak hanya dirasakan oleh dunia bisnis, akan
tetapi dunia pendidikan juga ikut merasakan manfaatnya. Perkembangan teknologi
informasi lebih terasa menfaatnya dengan hadirnya jaringan internet yang
memanfaatkan satelit sebagai media transformasi. Hadirnya internet sebagai
sumber informasi ini sangat memungkinkan seseorang untuk mencari dan
menyebarkan segala ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk penemuan penelitian
keseluruh dunia dengan mudah, cepat, dan murah, sehingga pertumbuhan ilmu
pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat lebih cepat dan merata. Dengan
demikian segala informasi yang ada di internet dapat dijadikan sebagai sumber
belajar.
Pengertian
internet itu sendiri adalah jaringan (Network) komputer terbesar di dunia.
Jaringan berarti kelompok komputer yang dihubungkan bersama, sehingga dapat
berbagi pakai informasi dan sumber daya (Shirky, 1995:2). Dalam internet
terkandung sejumlah standar untuk melewatkan informasi dari satu jaringan ke
jaringan lainnya, sehingga jaringan-jaringan di seluruh dunia dapat
berkomunikasi.
Sidharta
(1996) memberikan definisi yang sangat luas terhadap pengertian internet.
Internet adalah forum global pertama dan perpustakaan global pertama dimana
setiap pemakai dapat berpartisipasi dalam segala waktu. Karena internet
merupakan perpustakaan global, maka pemakai dapat memanfaatkannya sebagai
sumber belajar.
Sedangkan
pengertian lain mengenai internet adalah media yang sangat efektif dalam upaya
update informasi dan mencari trasferan ilmu pengetahuan bagi seorang pendidik.
Gaptek adalah sebutan yang tepat bagi pendidik yang tidak mampu mengoperasikan
computer dan tidak tahu dengan internet, padahal di dunia maya—internet
tersebut banyak sekali yang bisa dididapatkan. Informasi di internet sangat
lengkap, dari yang bertaraf nasional hingga internasional semua ada disini.
Secara
umum dapat dikatakan bahwa internet adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan saling hubungan antar jaringan-jaringan komputer yang sedemikian
rupa sehingga memungkinkan komputer-komputer itu berkomunikasi satu sama lain.
B.
Spesifikasi Peralatan Internet
Agar
kita dapat mengoperasikan internet dengan baik, maka dibutuhkan perangkat keras
dan perangkat lunak yang memadahi. Perangkat keras adalah komponen-komponen
fisik yang membentuk suatu sistem komputer serta peralatan-peralatan lain yang
mendukung komputer untuk melakukan tugasnya. Perangkat keras tersebut berupa:
1.
satu unit komputer,
2.
modem
3.
jaringan telepon,
4.
adanya sambungan dengan ISP (Internet Service
Provider).
Sedangkan
perangkat lunak adalah program-program yang diperlukan untuk menjalankan
perangkat keras komputer. Perangkat lunak ini kita pilih sesuai dengan:
1.
kemampuan perangkat keras yang kita miliki,
2.
kelengkapan layanan yang diberikan,
3.
kemudahan dari perangkat itu untuk kita
operasikan dalam (User Friendly).
Perangkat yang dibutuhkan
untuk mengakses internet ;
1.
Komputer/laptop
2.
Modem/HPsebagaimodem+kabeldata
3.
Jaringangantelepon/Hp/Hotspot
4.
Adanya sambungan dengan ISP (Internet Service
Provider).
C.
Pengertian Sumber Belajar
Dalam
kawasan teknologi instruksional, sumber belajar pada dasarnya merupakan
komponen teknologi instruksional, yang disebut dengan istilah “Komponen Sistem
Instruksional”. Teknologi instruksional adalah proses yang kompleks dan terpadu
yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan
mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan
belajar-mengajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi
instruksional, pemecahan masalah itu berupa komponen sistem instruksional yang
telah disusun terlebih dahulu dalam proses desain atau pemilihan dan
pemanfaatan, dan disatukan ke dalam sistem instruksional yang lengkap, untuk
mewujudkan proses belajar yang terkontrol dan berarah tujuan, yang komponennya
meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (Setijadi, 1986:3).
Mudhofir
(1992:13) menyatakan bahwa yang termasuk sumber belajar adalah berbagai
informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam
bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamlet, majalah, dan
lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset,
videocassette, dan lain-lain).
AECT
menguraikan bahwa sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik
dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam
kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan dengan dengan cara yaitu dilihat dari
keberadaan sumber belajar yang direncanakan dan dimanfaatkan.
Sumber
belajar yang sengaja direncanakan (by design) yaitu semua sumber belajar yang
secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk
memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Sumber belajar
karena dimanfaatkan (by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak secara
khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasi,
dan digunakan untuk keperluan belajar (Setijadi, 1986:9).
Berdasarkan
konsep-konsep di atas, sumber belajar pada dasarnya merupakan komponen sistem
instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar
(lingkungan). Dalam makalah ini titik berat sumber belajar yang dikaji adalah
internet. Sedang orang, bahan, peralatan dan teknik merupakan sumber belajar
pendukung.
D.
Metode Pembelajaran Melalui Internet
Pembelajaran
berbasis internet bagi siswa sekolah dasar sudah seharusnya mulai dikenalkan.
Untuk itu para guru hendaknya sudah tahu lebih dahulu tentang dunia internet
sebelum menerapkan pembelajaran tersebut pada siswa. Persiapan yang tak kalah
pentingnya yaitu sarana komputer. Tentu saja dalam hal ini hanya dapat
diterapkan di sekolah-sekolah yang mempunyai fasilitas komputer yang memadai.
Walaupun sebenarnya dapat juga diusahakan oleh sekolah yang tidak mempunyai
fasilitas komputer misalnya dengan mendatangi warnet sebagai patner dalam
pembelajaran tersebut.
Setelah
semua perangkat untuk pembelajaran siap, guru mulai melakukan pembelajaran
dengan menggunakan sumber belajar internet. Bagi siswa sekolah dasar tentu saja
akses-akses yang ringan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan.
Disinilah kepiawaian seorang guru ditampilkan dalam mendampingi, membimbing dan
mengolah metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai.
Beberapa
metode yang dapat dilakukan oleh guru, diantaranya: diskusi, demonstrasi,
problem solving, inkuiri, dan descoveri. Guru memberikan topik tertentu pada
siswa, kemudian siswa mencari hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut dengan
mencari (down load) dari internet. Guru juga dapat memberikan tugas-tugas
ringan yang mengharuskan siswa mengakses dari internet, suatu misal dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa dapat mencari karya puisi atau cerpen dari
internet. Siswa juga dapat belajar dari internet tentang hal-hal yang up to
date yang berkaitan dengan pengetahuan. Guru memberi tugas pada siswa untuk
mencari suatu peristiwa muthakir dari internet kemudian mendiskusikannya di
kelas, lalu siswa menyusun laporan dari hasil diskusi tersebut.
Metode-metode
tersebut dapat dilakukan guru dengan model-model pembelajaran yang bervariasi
sehingga siswa semakin senang, tertarik untuk mempelajarinya sehingga proses
pembelajaran tersebut menjadi pembelajaran yang bermakna. Dengan pembelajaran
berbasis internet diharapkan siswa akan terbiasa berpikir kritis dan mendorong
siswa untuk menjadi pembelajar otodidak. Siswa juga akan terbiasa mencari
berbagai informasi dari berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran ini juga
mendidik siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam kelompok kecil maupun
tim. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu dengan pembelajaran
berbasis internet pengetahuan dan wawasan siswa berkembang, mampu meningkatkan
hasil belajar siswa, dengan demikian mutu pendidikan juga akan meningkat.
E.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN INTERNET oleh SISWA SD
UNGGULAN dan SISWA SD BIASA BERDASARKAN HASIL OBSERVASI
1.
Penggunaan internet di SD AL MUTAQIN
Jangan heran
jika melihat anak-anak sekolah dasar di SD al mutaqin tidak canggung memanfaatkan komputer atau laptop, internet, hingga peralatan canggih laboratorium. Maklum, dalam pembelajaran sehari-hari mereka sudah memanfaatkan secara optimal teknologi informasi dan komunikasi. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bukan untuk memperumit pembelajaran. Justru pelajaran-pelajaran yang sulit atau susah menjadi mudah, menarik, dan menyenangkan bagi siswa. Melalui
pemanfaatan TIK, misalnya, penggunaan internet untuk
membaca materi pembelajaran secara online dengan memanfaatkan informasi yang
terdapat pada jaringan internet, sehingga siswa mudah
mengerti materi pelajaran. Pendidik di SD AL Mutaqin menyakini bahwa penggunaan
internet yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sebernarnya akan
mentransformasi proses belajar dan mengajar di
sekolah menjadi lebih menarik dan membuat siswa lebih tebuka pada pengetahuan yang
lebih luas lagi, tidak terbatas pada buku bacaan saja.
Amay hermayadi, koordinator pengajar mata
pelajaran komputer, SD AL Mutaqin,
mengatakan, dalam kaitannya dengan pendidikan, perkembangan TIK seharusnya mampu mendorong guru untuk memanfaatkan TIK. Pendidikan harus tertata rapih agar siswa siap
dalam menerima perubahan zaman dan siswa siap menerima perubahan trsebut dengan
penerimaan sehingga proses belajar
menjadi lebih interaktif. "Perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi akan mengubah proses belajar dan mengajar di sekolah ke arah pendidikan yang mendorong inovasi dan eksperimen. Hal ini memerlukan komitmen kuat dari guru untuk memanfaatkan teknologi, baik hardware, software, maupun e-learning untuk membuat belajar jadi mudah bagi siswa.
Bapak amay hermadi mengatakan, SD Al Mutaqin memberi
doronganpenuh terhadap penggunaan internet secara menyeluruh. Rencana jangka panjang pemanfaatan internet untuk
pendidikan sudah dilaksanakan sejak tahun 1997
yang menekankan pada ketersediaan infrastruktur internet. Menyambung rencana tersebut mulai tahun 2002 diarahkan guna memaksimalkan teknologi di era digital untuk membuat SD AL Mutaqin menjadi SD cerdas teknologi yang
disebut Intelligent tekhnology at 2015 menjadi SD berstandar nasional dan mencapai standar internasional yang
memiliki semua kriteria untuk sukses.
Pemanfaatan internet dalam pendidikan membuat siswa belajar secara mandiri. Mereka selama ini terbiasa mengekspresikan diri dengan menggunakan
situs web yang menyediakan
layanan ini. Akhirnya, peran guru pun lebih banyak sebagai fasilitator yang mendorong siswa terus kreatif dengan memanfaatkan media digital yang interaktif. Membentuk sekolah
masa depan atau future
school diawali dengan pembentukan full day school dan akhirnya salah
satunya adalah Classroom of The Future di National
Institute Education yang artinya "Mengenalkan
anak-anak dengan lingkungan digital yang baru berkembang berarti kita menyiapkan mereka masuk ke dunia masa depan dan berkontribusi di dunia yang akan semakin bergantung pada teknologi,"
2.
Penggunaan intenet oleh anak SD
Sebelum memperkenalkan
komputer kepada anak, orangtua maupun guru seharusnya dapat memahami
perkembangan pemahaman anak, dimana pada usia 0-2 tahun anak mendapatkan
pemahamannya dari penginderaannya. Kemudian usia 2-7 tahun anak mulai belajar
menggunakan bahasa, angka dan simbol-simbol tertentu. Pada usia 7-12 tahun anak
mulai dapat berpikir logis, terutama yang berhubungan dengan obyek yang tampak
langsung olehnya.
Yang saat ini perlu menjadi
perhatian bagi orangtua maupun guru adalah bagaimana cara memperkenalkan
komputer kepada anak. Hal yang perlu dicoba adalah dengan program-program
aplikasi (software) yang bersifat “Edutainment” yaitu perpaduan antara
education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). Selain itu program
(software) aplikasi “Edutainment” tersebut mempunyai kemampuan
menumbuhkembangkan kreatifitas dan imajinasi anak serta melatih saraf motorik
anak. Contohnya program permainan kombinasi benda, menyusun benda atau gambar
(Puzzle) serta program berhitung dan software-software lain yang didukung
perangkat multimedia.
Selain program aplikasi
(software), dunia internet semakin berarti bagi anak-anak. Internet
memungkinkan anak mengambil dan mengolah ilmu pengetahuan ataupun informasi
dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa adanya batasan jarak dan waktu. Di
samping itu masih ada manfaat lain yang didapat dari internet, misalnya surat
menyurat (E-mail), berbincang (chatting), mengambil dan menyimpan informasi
(download).
Pengawasan dalam penggunaan
komputerpun harus lebih ketat, namun tanpa melampaui batas-batas kewajaran.
Coba untuk membeli software yang bisa menghambat situs-situs porno, kekerasan,
pendidikan menyimpang dan situs lainnya yang dapat merusak kepribadian anak.
Ajarkan anak kita untuk menjadi anak yang mandiri, sabar, jujur, ikhlas,
berani, bertanggung jawab, kreatif, kuat dan berbudi pekerti luhur.
3.
Mengoptimalkan
Internet Untuk Siswa
Perkembangan teknologi informasi sedemikian pesat dan
menjangkau banyak sekali orang sehingga orangtua sekarang pun kadang kalah
cepat dalam mengakses media baru tersebut. Contohnya adalah Internet. Di
sekolah mereka mendapatkan Internet, namun pada kebanyakan siswa di rumah tidak
ada Internet. Bahkan orangtuanya pun mungkin tidak familiar dengan medium baru
itu.
Belakangan citra buruk Internet
sebagai sumber pornografi sudah mulai berkurang dan isyu-isyu seputar
pemanfaatan Internet untuk kepentingan yang lebih positif mulai tumbuh subur.
Namun jangan sampai seperti media lainnya yang lebih menonjol fungsinya adalah
sebagai media hiburan daripada sebagai media sumber informasi dan pendidikan.
Kalau diibaratkan dengan sebuah kota, maka Internet
adalah sebuah tempat yang sangat luas yang berisi macam-macam tempat dari yang
baik hingga yang buruk. Di sebuah kota misalnya, kita dengan pasti akan
mengatakan bahwa ada tempat-tempat tertentu yang tidak boleh dikunjungi oleh
anak kita karena masih di bawah umur, karena tempat itu rawan, karena biayanya
mahal, dsb.
Hal yang persis sama terjadi di
Internet. Itu sebabnya maka peran guru di sekolah menjadi sangat penting dalam
memberikan pemahaman tentang Internet yang memadai kepada siswa agar para siswa
tidak salah jalan. Apakah para guru sendiri sudah ‘get connected’ dan cukup
kritis dalam berinteraksi dengan Internet. Internet memang mulai marak. Di
tempat-tempat bergengsi seperti di ASIA Plaza, MAYASARI , ataupun warnet-warnet
sampai di sudut-sudut sekitar kampus, mudah didapatkan layanan Internet melalui
warnet. Harganya pun relatif terjangkau, paling murah sekitar Rp 3.000,- sejam.
hal lebih menitikberatkan
pada potensi Internet sebagai salah satu sumber belajar dalam konteks
pendidikan di sekolah. Diantaranya:
a.
Pertama
Internet hanya akan bertindak
sebagai sumber dan alat bantu dalam P&P . Aktiviti pembelajaran hendaklah
dirancang dengan teliti oleh guru supaya internet dapat digunakan dengan
berkesan.
b.
Kedua
Komputer dan internet tidak
mengubah peranan guru. Malah sebaliknya ,guru akan sentiasa berusaha untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemahiran mereka, khususnya dalam bidang IT.
Ketrampilan dan keperibadian yang mulia akan tetap menjadi tunjang dan ikutan
utama.
c.
Ketiga
Penggunaan komputer dan
internet dapat mengurangkan beban tugas guru dan murid di samping setiap kerja
dapat dilakukan dengan kemas, teratur dan sistematik.
d.
Keempat
Internet sangat bermanfaat
kepada guru dan murid khususnya dalam menghadapi IT dan era globalisasi. Perhatian
dalam pembelajaran oleh setiap ahli masyarakat, khususnya warga pendidik.
Di tengah
canggihnya kemajuan internet di bidang
pendidikan negara-negara lain, ternyata Indonesia juga tetap mampu berkontribusi untuk mentransformasi pendidikan di dalam kelas. Tantangan dari pemanfaatan TIK di pendidikan ini justru bagaimana membuat
materi pelajaran di sekolah yang susah dan tidak disenangi siswa menjadi menarik. Departemen Pendidikan seharusnya menekankan pemanfaatan TIK di Indonesia itu ke arah content sehingga siswa Indonesia menemukan kegembiraan dalam belajar.
Penggunaan
ICT untuk pendidikan, bukanlah memindahkan teks buku ke internet atau media lain. Justru yang harus dilakukan bagaimana membuat
materi pelajaran itu sangat mudah dicerna. Ini bisa mudah dikembangkan dengan menggunakan animasi yang benar-benar bisa disenangi dan dipahami siswa.
Kekagumannya
dengan isi software fisika yang dilihatnya. Software ini dibeli Osheroff
saat berkunjung ke Indonesia tahun 2005 dan memakainya di Universitas Stanford, Amerika Serikat. Jadi sayang kalau semua fasilitas dan potensi yang ada tidakdimanfaatkan optimal. Kini, memang sudah zamannya siswa SD akrab dengan internet dan TIK.
4. Penting pemahaman internet untuk orangtua dan guru
Bagaimana pun, orangtua dan guru harus
paham beberapa hal mendasar mengenai Internet. Sebab kalau tidak, orangtua dan
guru kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam menyikapi anak didiknya yang
sudah Internet-minded. Sebuah kajian mengenai penerapan ICT (Information and
Communication Technology) di sekolah yang di dalamnya termasuk Internet,
menganalisa perubahan-perubahan atau penyesuaian-penyesuaian yang mau tidak mau
harus dilakukan oleh para guru. Dalam
bentuk tabel disajikan seperti di bawah ini:
Yang harus diperhatikan dalam
melakukan monitoring atau supervisi penggunaan internet oleh anak adalah:
a.
Di mana
fasilitas Internet ada di sekolah? Di
perpustakaan, ruang Internet, di kelas, di ruang multi media? Siapa yang melakukan pengawasan terhadap penggunaan
Internet?
b.
Bagaimana bunyi peraturan di setiap tempat
tersebut?
c.
Apa resiko-resikonya?
E-mail berantai? Chatting? Akses ke
situs-situs yang tidak sesuai? Posting hal-hal yang tidak baik mengenai
seseorang secara terbuka? Bagaimana
dengan kemungkinan pelanggaran hak cipta?
d.
Apakah
software filter diaktifkan? Bagaiman cara kerjanya? Bagaimana dengan resiko
filter yang terlalu ketat sehingga situs yang bermanfaat malah tidak bisa
diakses dan sebaliknya bila terlalu longgar sehingga banyak situs yang tidak
cocok yang bisa terakses. Apa
yang dilakukan apabila siswa ingin mengakses situs yang di-blok?
e.
Bagaimana
peraturan mengenai download? Apakah siswa sudah diberitahu mengenai kemungkinan
file yang di-download terkena virus dan kemudian menyebar?
f.
Apakah
nama lengkap siswa, foto, nomor telpon sekolah, rumah, nama orangtua, alamat, dan
sebagainya juga ditampilkan dalam website sekolah?
g.
Bagaimana
dengan kemungkinan mereka akan mendapatkan gangguan dari orang yang tidak
bertanggungjawab?
Salah satu langkah paling praktis yang
dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengurangi pemanfaatan Internet untuk
kepentingan non-kependidikan adalah dengan memasang filter. Filter ini bekerja
dengan cara menyaring kata-kata atau alamat situs yang sebelumnya sudah
didefinisikan untuk dicegah agar tidak bisa ditampilkan. Misalnya saja kalau
siswa mengetikkan kata-kata seperti ‘sex’, ‘porn’, ataupun ‘breast’ dalam
search engine, maka bisa dipastikan tidak ada website yang dapat ditampilkan.
Bagi keluarga maka biasanya peraturan
untuk anak dalam berinternet: menempatkan komputer di ruang keluarga, membatasi
jam pemakaian, tidak mengakses situs tertentu sesuai dengan kesepakatan yang
telah dibuat, tidak memberikan identitas personal kepada orang asing atau
website yang belum dikenal.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran internet dapat diterapkan
di sekolah dasar dengan beberapa metode pembelajaran (diskusi, inkuiri,
deskoveri, dan problem solving) serta menggunakan model pembelajaran yang
dikemas sederhana, menarik, dan menyenangkan siswa, sehingga pembelajarannya
lebih bermakna.
Dengan
pembelajaran berbasis Internet mendidik siswa untuk berpikir kritis, menambah
wawasan dan pengetahuan siswa, mendidik siswa untuk belajar otodidak, dan
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan.
B.
Saran
Para
pendidik dan pihak-pihak yang terkait hendaknya mulai menyiapkan dan
memperkenalkan pembelajaran berbasis internet ini kepada siswa SD, agar para
siswa siap menghadapi tantangan zaman dan dapat menerima perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi dengan cepat.
0 komentar:
Posting Komentar